Pikiran @poconggg Tentang Kuliah
Waktu masih SMA, gue selalu tidak sabar untuk cepet-cepet kuliah.Dulu gue kira kuliah itu santai. Datang ke kampus, duduk-duduk di taman dengan teman cowok, sambil ngeliatin cewek-cewek lewat. Rambutnya terbang-terbang, bubble-bubble turun dari langit.
Kalaupun telat, bisa lari-larian di lorong, nggak sengaja ketabrak cewek, bukunya berserakan, gue bantu beresin, akhirnya kenalan, pedekate, jadian..
Ternyata gue tertipu.
Kehidupan kampus sangat berbeda dari apa yang gue bayangkan. Boro-boro bisa duduk di taman ngeliatin cewek-cewek lewat. Sekalinya datang ke kampus, gue harus nungguin dosen berjam-jam. Cukup-cukupin absen biar bisa ikut ujian, ngerjain paper, tugas kelompok, belajar buat UTS, belajar buat UAS..
Sekalinya telat, lari-lari di lorong, nabrak cewek… ternyata senior. Bukunya berserakan, gue langsung ditabok.
Dari situ gue belajar. Apa yang kita harapkan, nggak selalu bisa kita dapatkan.
Gue juga sempat berpikir, kalau di kampus gue akan ketemu sama orang-orang keren yang megang-megang papan skateboard di depan kelas.
Ternyata nggak.
Belum pernah ada sejarahnya gue ketemu cowok-cowok megang papan skateboard di lorong kampus, cewek-cewek pakai tanktop plus rok mini buat kuliah, bubbe-bubble turun dari langit..
Akhirnya, setelah kuliah beberapa tahun, gue tersadar. Gue harus bisa menyeimbangkan harapan. Harus melek pada kenyataan. Dan harus ngurangin nonton ftv tengah malem.
Rumitnya Wanita Ala @Poconggg
Dalam kehidupan sehari-hari, jika masih tinggal di bumi, cepat atau lambat kita mendengar pertanyaan paling menjebak dari umat wanita, “Aku gendutan yah?”Barusan gue nyoba bikin gambaran situasi yang lazim terjadi.
Satu: kalau jawab nggak.
Cewek: Aku gendutan yah?
Cowok: Nggak kok
Cewek: Ahhhh, bohooong, aku gendutan yaah? aku pasti gendutan kaaaaan? Iya kan? aku pasti gendutan kaan?
Yang terjadi: Mereka tidak percaya dan terus menghabiskan waktu kita untuk mencari kebenaran.
Dua: kalau jawab iya.
Cewek: Aku gendutan yah?
Cowok: Iya nih..
Cewek: KAMU KOK NGGAK NGERTIIN AKU SIH??! SENENGIN AKU DIKIT NGGAK BISA YA?!! NGGAK PEKA BANGET JADI COWOK!!!
Yang terjadi: Kita akan dicaci-maki.
Nggak sekedar pertanyaan. Jawaban yang keluar dari mulut cewek juga sering bermakna ganda. Misalnya, pas kita nawarin nganter pulang.
Satu: kalau dianterin.
Cowok: Kamu pulangnya aku anter aja yah
Cewek: Nggak usah, aku bisa pulang sendiri
Cowok: Nggak ah, aku aja yang anter, gpp kok
Cewek: Ih, kok maksa sih? Kamu pikir aku nggak bisa pulang sendiri? Jadi kamu ngeremehin aku?
Yang terjadi: Kita dibuat merasa bersalah karena dianggap meng-underestimate.
Dua: kalau nggak dianterin.
Cowok: Kamu pulangnya aku anter aja yah
Cewek: Nggak usah, aku bisa pulang sendiri
Cowok: Oh, ya udah.
Cewek: YA UDAH? KAMU BILANG YA UDAH?!! JADI KAMU TEGA NGEBIARIN AKU NAIK ANGKOT MALEM-MALEM?!!! NGGAK PEKA BANGET SIH JADI COWOK!!!
Yang terjadi: kita akan dicaci-maki.
Dari sini gue belajar, untuk bisa ngertiin cewek, kita nggak boleh berhenti belajar..
Orang Yang Sedang Jatuh Cinta
Beberapa hari ini gue terperangkap di tengah-tengah orang yang sedang jatuh cinta.Orang yang sedang jatuh cinta, akan berubah menjadi tidak peka. Tak perduli dengan apa yang terjadi disekitarnya, dan hanya fokus terhadap apa yang sedang digilainya.
Empat hari yang lalu, gue dan beberapa teman pergi ke Bali. Anggap aja nama mereka, Temansatu, dan Temandua. Iya, gue lagi males milih nama.
Hari pertama di Bali, gue, Temansatu, dan Temandua dijemput oleh Temantiga, Temanempat, dan Temanlima. Jadilah kita berenam liburan bareng di Bali.
Semua berjalan baik-baik aja, sampai akhirnya kami sadar, Temandua sedang jatuh cinta..
#nowplaying Nothing But Love – Mr. Big
Sepanjang hari, Temandua tak pernah lepas dari telfon genggamnya. Ombak pantai dan matahari Bali sama sekali tidak merubah fokusnya. Gue dan teman-teman lain penasaran.
‘Lo nggak ikut berenang?’ ajak gue.
Sambil tetap memandang layar handphone, Temandua menjawab dingin, ‘enggak, elo aja deh’.
Orang yang sedang jatuh cinta, akan berubah menjadi tidak peka. Mungkin tak bermaksud menarik diri, hanya tak ingin fokusnya terbagi.
Ketika malam hari, Temandua menghilang. Gue dan teman-teman berpencar mencari. Nggak berapa lama, kita menemukan Temandua sedang asyik telponan di samping kolam hotel.
Wajahnya sumringah. Sesekali dia tersenyum kecil. 4 jam kemudian, setelah selesai telponan, dia balik ke kamar. Iya, 4 jam.
Orang yang sedang jatuh cinta, akan berubah menjadi tidak peka. Waktu jadi tak terasa, dan rindu membuat jenuh sirna.
Di kamar, Temandua bercerita tentang wanita yang sedang dia sukai. Hmmm, pantes aja. Dari cara dia bercerita, gue udah bisa ngerasain betapa dia ingin cepet-cepet pulang ke Jakarta. Iming-iming liburan seru di Bali ternyata nggak sebanding dengan rindu yang udah nggak keitung lagi.
Jatuh cinta itu gelisah.
Orang yang sedang jatuh cinta hanya ingin menghabiskan waktu dengan orang yang dicinta.
Orang yang sedang jatuh cinta hanya ingin berada di samping orang yang dicinta.
Dari sini gue belajar.. Orang yang sedang jatuh cinta, bukan berubah menjadi tidak peka. Mereka, dan juga kita, hanya terjebak di dalam rasa
Kebiasaan Anak Muda di Mata @poconggg
Kali ini gue pengin ngebahas tentang kelakuan anak muda.Apakah ada hubungannya dengan Kiki Farrel dan Mama Dahlia? Nggak, karna mereka udah nggak muda.
Atau ada hubungannya dengan Baim dan Amel Carla? Nggak juga, karna mereka terlalu muda untuk dibilang anak muda.
Gue ngomong apa sih ini..
Kebingungan ini gue dapet karna meningkatnya kegaulan gue mengunjungi tempat nongkrong anak-anak muda. Awalnya emang biasa aja, sampai akhirnya gue sadar, ada yang beda dari cara berbicara mereka..
Zoom in. Zoom out.
Mereka, anak-anak gaul ini, pada dasarnya suka menyingkat-nyingkat kalimat. Positifnya, mungkin akan menghemat waktu. Tapi kalau terus dibiarkan kayaknya agak ngeganggu juga.
Buat yang nggak ngerti, gue kasih contoh. Untuk ngomong “demi apa”, mereka akan menyingkatnya menjadi “miapa”. Jadi kalau misalnya kita nanya ke mereka,
‘Eh, si Bambang putus sama Joko ya?
Mereka akan menjawab, ‘MIAPAAAAA?????? AH, YANG BENERRR? MIAPA LO MIAPA LO MIAPAAAAAAA LLOOOOOO????!!!!!’.
Untuk ngomong “cukup tau” mereka singkat dengan kata “cukstaw”. Jadi kalo kita cerita,
‘Gue tau Bambang sahabat lo, tapi kayaknya cinta gue cuma buat Joko..”
Mereka akan teriak, ‘IDIH, CUKSTAW LO!!! CUKSTAW!!! CUKSTAW!!!’
Untuk ngomong “sabar ya”, mereka biasa menyingkatnya menjadi “baryaw”. Jadi kalau misalnya kita curhat ke mereka,
‘Tau nggak sih, gue baru putus sama Bambang’
Sambil menyodorkan tissue, dengan sentuhan hangat dan mata berkaca-kaca, mereka akan berkata,
‘Baryaw…’.
Kalo singkatannya masih yang pendek-pendek gini kayaknya nggak terlalu ngeganggu. Tapi gue kepikiran, gimana kalau seiring bertambahnya waktu, mereka kehilangan kendali dan makin membabi buta?
Misal mereka mau beli pulsa ke markas NASA, ‘Mas, mau pulsa goceng yang elektrik’, akhirnya diungkapkan dengan, ‘MAMAPUCENGTRIK!’?
Anjloklah saham dunia.
Singkatan-singkatan yang lain sebenernya masih banyak. Tapi karna udah malem, mungkin akan gue bahas lengkap lain waktu.
Muaheuhuahae..
SAMJUM!
Tipe-tipe Pengunjung Café Versi @poconggg
Pas nulis post ini, gue sedang duduk ganteng di balkon Area51, Pondok Indah Mall. Kebetulan sedang hujan. Sekelompok air berlomba-lomba turun dari langit, daun hijau menari-nari tertiup angin, kupu-kupu berlarian dengan penuh canda.. Hmph. Romantis..Ada beberapa alasan yang membuat gue suka datang ke sini. Suasananya enak, deket dari rumah, dan bisa wifian gratis tanpa mesen makanan. Alasan yang paling kuat sepertinya alasan yang terakhir. Maklum, mahasiwa.
Kalo lagi di café buat nyelesain kerjaan, biasanya kita butuh waktu lama. Sementara, buat duduk lama-lama di café itu nggak gampang. Ada semacam tuntutan sosial yang mengharuskan kita untuk memesan dan terus memesan makanan. Untuk sebagian orang mungkin ini bukan masalah. Tapi, lain cerita buat pelajar dan mahasiswa.
Gue sering banget ke café. Keperluannya pun macem-macem. Kadang buat nulis, nyari makan, nyari minum, atau sekedar tuntutan pergaulan.
Karna tingginya intensitas kunjungan, gue pun jadi paham tipe-tipe pengunjung café.
1. Eksmud
Ini golongan pengunjung dengan kasta tertinggi. Biasanya gue ketemu mereka pas jam makan siang. Orang-orang seperti ini nggak akan ngeliat harga kalo mesen makanan. Antara banyak duit atau emang nggak bisa ngitung. Tiap datang pakaiannya selalu rapih: Kemeja-dasi-pantovel. Kemeja-dasi-pantovel. Antara keren atau emang nggak punya baju lain.
2. Couple
Dari yang gue perhatikan, cowok akan jadi royal jika makan dengan pasangannya. Tingkah lakunya pun unik-unik. Yang kalo datang sendiri biasanya minum es teh manis, kalo sama pacar minumnya jadi kebarat-baratan, misalnya, Mocha-Licious Frosticcino. Kalo datang sendiri biasa mesennya nasi goreng ayam, kalo sama pacar tiba-tiba mesen Chicken Mashed Baked Potato.
Lain cerita buat cewek. Entah kenapa keanggunan mereka meningkat drastis. Dari yang biasa makannya banyak, mendadak jaim dan nggak mesen apa-apa. Duduknya jadi anteng.. Antara pengen anggun atau kepikiran naik haji.
Tapi mereka nggak salah.. Jatuh cinta emang gelisah. Mereka hanya ingin, seperti yang semua orang juga inginkan, terlihat sempurna.
3. Anak Gaul
Ini golongan yang akan paling sering kita lihat di café. Dandanannya keren. Tampangnya masa kini. Bahkan terkadang masa depan.
Mereka, anak gaul ini, akan selalu bergerombol.
Ada semacam standar pergaulan yang entah dari mana datangnya. Rata-rata punya gaya dan pembawaan yang sama. Cewek misalnya. Jika ditarik garis merah, kita akan melihat satu kesamaan: B3. Behel, Belah tengah, Betee nggak makan sushi.
Ketika selesai makan, mereka tidak mencari tissue seperti manusia kebanyakan. Perlahan-lahan hanya mengambil tas dan mengeluarkan, kamera. Kemudian satu persatu dari mereka menggelinjang. Dengan suara halus, mereka akan menatap nanar, “jangan lupa tag guehhhh…”.
4. Pelajar dan Mahasiswa
Ketika kamu melihat orang memegang menu, dan lama.. kemungkinan besar itu pelajar atau mahasiswa.
Ngebahas yang ini sebenernya agak nggak tega. Antara nyeritain orang dan ngumbar aib sendiri..
Pertama, mereka akan memegang menu dengan erat. Dengan tampang yakin dan terlihat memahami, perlahan-lahan mereka menganggukkan kepala.
Nggak. Mereka tidak sedang mencari makanan yang enak. Kamuflase ini hanya untuk mengulur waktu, demi kelakuan mulia, mencari harga termurah nomer 2.
Ya gitu.. Seenggaknya nggak keliatan terpuruk-terpuruk banget mesen yang paling murah.
Ketika selesai makan, mereka akan saling pandang tanpa bicara. Tanpa aba-aba, mereka mulai memerebutkan bill. Nggak, bukan buat nraktir. Hanya sekedar memastikan, ‘bagian gue berapa yah..’.
http://poconggg.blogdetik.com
0 Response to "Poconggg.blogdetik.com"
Post a Comment