Emoticon

Seringkali, supaya komunikasi tertulis tidak kaku, orang kerap menyelipkan emoticon (emotional icon). Nyatanya, kehadiran emoticon bisa menghadirkan suasana yang berbeda dalam komunikasi via teks.

Ihwal mula emoticon berasal dari Profesor Scott E. Fahlman, pengajar Carnegie Mellon University di Pittsburgh, Amerika Serikat. Saat melihat papan buletin kampus Scott menyarankan untuk menuliskan karakter :-) sebagai penanda artikel humor dan karakter :-( untuk artikel serius. Saran berbentuk e-mail tersebut lalu dipajang di buletin kampus.

Para mahasiswa menggunakan karakter tersebut dan bahkan mengembangkannya lagi. Dalam beberapa bulan saja karakter itu tersebar ke universitas-universitas lain dan bahkan seluruh dunia melalui internet.

Setelah belasan tahun lamanya dan emoticon marak dipakai di mana-mana, Scott tergelitik untuk mencari tahu kapan dia mengirim e-mail sarannya itu. Tapi dia gagal karena rekaman data tahun 1980-an sulit dilacak dan dibaca.

Pada 2001, Scott bekerja sama dengan Jeff Baird dan beberapa rekannya dari Microsoft menggunakan alat yang bisa membaca tape data tahun 1980-an selama setahun. Akhirnya dia menemukan kembali e-mail-nya yang ternyata dikirim pada 19 September 1982. Walhasil, tanggal tersebut dianggap sebagai hari lahirnya emoticon.

Meski demikian, tidak semua pihak setuju. Ada yang menganggap emoticon sudah lahir jauh-jauh hari sebelumnya. Buktinya, artikel di koran New York Times bertanggal 7 Agustus 1962. Artikel tersebut berisi pidato Presiden Amerika Serikat (1861-1865), Abraham Lincoln yang bertuliskan “(Applause, and laughter ;)”.

Pidato yang ditulis Lincoln tersebut mungkin menjadi tanda kedip emoticon pertama dalam sejarah. Namun sampai sekarang masih menjadi perdebatan, tanda kedip itu disengaja ataukah hanya salah ketik?

(Intisari)

0 Response to "Emoticon"

Post a Comment